Wednesday, April 22, 2009

Minggu, 12 April 2009

KOTBAH PASKAH 2009

Minggu, 12 April 2009
Elder Samuel Tahir

Nats Alkitab: Lukas 24:1-8

Minggu lalu kita sudah merayakan Minggu Palem, di mana kita merayakan Kristus sebagai Raja, seperti halnya orang Israel yang menyambut kedatangan Kristus ke kota Yerusalem dengan melambai-lambaikan daun palem serta menghamparkan pakaiannya ke tanah untuk menyambut Yesus. Namun, suatu hal yang kontradiksi terjadi hanya beberapa hari setelah penyambutan Kristus yang luar biasa ini. Pada hari Jumat, mereka yang mengelu-elukan Yesus sebagai Raja dan Mesias, pada hari Jumat mereka menyalibkan Dia. Kenapa? Mereka kecewa karena Yesus tidak sesuai dengan harapan mereka. Impian orang Israel adalah seorang Raja dan Mesias yang dapat membebaskan mereka dari penjajahan Romawi.

Kita perlu melihat dan memahami arti dari Jumat Agung. Rencana Agung Tuhan dinyatakan dalam hari Jumat Agung ini di mana Kristus mengorbankan diriNya bagi kita dengan mati di kayu salib.Gambaran tentang penderitaan Kristus dinyatakan dalam film The Passion of the Christ. Dalam film ini Kristus disiksa begitu rupa hingga disalibkan karena kebencian orang Israel khususnya para imam Yahudi.

Sebenarnya gambaran tentang karya agung Kristus bukan hanya dalam hal siksaan secara fisik yang Ia terima seperti dalam film The Passion of the Christ. Hal yang terpenting adalah Kristus telah membatasi kuasaNya / tidak memakai kuasaNya sebagai Allah selama pelayananNya di bumi (Matius 26:53; Filipi 2:6-8). Tidak mudah seseorang yang memiliki kuasa untuk membatasi kekuasaanNya, namun Kristus dengan rela membatasi kekuasaanNya untuk memenuhi rencana keselamatan Allah bagi manusia. Dalam menjalankan misiNya ini Kristus mengalami penghinaan, celaan dari manusia ciptaanNya sendiri. Ia terisolasi dari orang-orang yang Ia kasihi. Murid-muridNya meninggalkan diriNya saat Ia ditangkap di Taman Getsemani. Dan, puncak dari penderitaan Kristus adalah saat perpisahanNya dengan Bapa di kayu salib. Saat di mana Bapa memalingkan wajahNya terhadap Kristus. Alkitab menulis bahwa ketika Kristus di baptis di sungai Yordan, Allah berfirman “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan” (Matius 3:17). Dan, sebelum Kristus mati Ia berseru Eli-Eli lama sabakhtani yang artinya Allahku, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27:46). Hal ini menunjukkan bagaimana penderitaan Kristus yang sebenarnya di mana Ia harus terpisah dari BapaNya. Ia yang merupakan salah satu Pribadi dalam Trinitas Allah harus terpisah dari persekutuan/hubungan dengan BapaNya. Hal ini Kristus nyatakan dalam pergumulanNya di Taman Getsemani di mana Ia berkata "Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (Mat.26:39). Demikianlah penderitaan sejati yang harus Kristus alami untuk menggenapi rencana Allah.

Dalam karya keselamatan Kristus berita yang disampaikan bukan hanya tentang penderitaan dan kematian Kristus saja, melainkan juga berita tentang kemenangan dan kebangkitan Kristus atas maut. Ada berita kematian dalam Jumat Agung namun juga berita kebangkitan dalam Paskah.

Dalam kehidupan ini kita juga harus mengalami proses penderitaan seperti Kristus. Rasul Paulus mengatakan bahwa “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati” (Filipi 3:10-11). Untuk memenuhi rencana keselamatan Allah, Kristus harus melalui proses penderitaan di mana Ia harus membatasi diriNya, dihina, terisolasi dari komunitasNya dan Ia harus terpisah dari persekutuanNya dengan Bapa Surgawi. Rasul Paulus telah mengikuti teladan dan mengalami persekutuan dalam penderitaan Kristus (II Korintus 11:22-28). Dalam kehidupan ini kita juga akan selalu menghadapi masalah/penderitaan. Hendaknya kita tidak lari dari masalah ini tetapi kita harus menghadapinya bersama-sama dengan Tuhan. Tugas kita adalah mengatasi masalah dalam hidup ini.

Biarlah kita merenungkan kembali dan bersyukur atas karya terbesar Allah melalui kematian dan kebangkitan Kristus atas maut untuk menebus dosa-dosa manusia sehingga terbuka jalan bagi kita kepada Bapa. Kiranya kita dapat mengalami kemenangan bersama-sama Kristus, semakin intim dalam membangun hubungan dengan Bapa dan mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan.

Wednesday, April 15, 2009

Minggu, 5 April 2009

Pdm. Batara Sihombing
Kotbah Minggu Palem
Nats Alkitab: Yohanes 12:12-19


Hari ini kita semua merayakan Minggu Palem, di mana Kristus disambut dan disanjung sebagai Raja dan Mesias oleh rakyat kota Yerusalem. Sebagian rakyat adalah saksi di mana Kristus membangkitkan Lazarus dari kematian (Yohanes 12:17).

Kita akan belajar beberapa hal penting dari peristiwa ini:
I. PENYAMBUTAN.
Rakyat kota Yerusalem menyambut Tuhan Yesus sebagai Raja dengan daun-daun palem di tangan mereka. Di masa depan Kristus juga disanjung dan ditinggikan sebagai Raja seperti yang digambarkan oleh Rasul Yohanes di mana ia melihat banyak orang mengenakan baju putih dengan berdiri dan melambai-lambaikan daun palem di hadapan Anak Domba (Wahyu 7:9).

Pakaian-pakaian (uniform) yang dihamparkan di tanah oleh rakyat kota Yerusalem dalam menyambut Kristus saat Ia masuk menunggangi keledai menggambarkan siapa kita. Kita harus menyambut Kristus dengan menyerahkan seluruh hidup kita kepadaNya.

Peristiwa Minggu Palem terjadi menjelang Sabat di mana menurut tradisi orang Yahudi mereka tidak boleh lagi melakukan aktifitas apapun pada hari Sabat. Berabad-abad mereka telah tekun dan taat pada tata cara ibadah mereka. Namun saat itu, bangsa Israel pergi ke jalan untuk menyambut kedatangan Kristus dengan menghamparkan pakaian dan melambai-lambaikan daun palem. Saat itu mereka menembus batas tradisi (out of the box) untuk menyambut Kristus. Kita juga perlu keluar dari zona nyaman kita untuk dapat menyambut dan menerima Kristus, Sang Raja Damai.

II. PEMAHAMAN TENTANG RAJA & MESIAS
Kristus masuk ke kota Yerusalem dengan menunggangi seekor keledai. Tradisi saat itu, seorang raja yang datang masuk ke sebuah kota akan menunggangi kuda. Hal ini untuk menunjukkan ambisi, kekuasaan dan statusnya sebagai penguasa daerah tersebut.

Namun, Alkitab mencatat bahwa Kristus masuk ke kota Yerusalem dengan menunggangi seekor keledai. Tradisi saat itu, jika seorang raja masuk ke sebuah daerah/kota dengan menunggangi seekor keledai berarti ia datang membawa berita damai sejahtera. Demikian juga Kristus datang sebagai Raja Damai bagi umat manusia.

Kita perlu memahami bahwa ada perbedaan antara anak-anak duniawi dengan anak-anak dari Raja Damai. Ada konsekuensi yang harus kita terima jika kita memilih untuk menjadi anak-anak duniawi atau anak-anak Raja Damai.

Selain itu, dalam menyambut Tuhan Yesus, rakyat Yerusalem juga bersorak Hosana! Hosana! yang mempunyai arti pemberian hormat, pujian dan deklarasi bahwa Yesus Kristus adalah Raja dan Mesias bagi mereka karena kata Hosana juga merupakan sebuah doa permohonan keselematan: “selamatkan kami!”

Kita melihat di sini bahwa Kristus menjadi History Maker, bukan menjadi situs/monumen/pahlawan sejarah. Kata History berasal dari kataHis dan Story yang berarti Kisah tentang Yesus Kristus yang menjadi penulis sejarah kekekalan.

Dengan demikian, kita juga harus menyambut Kristus dengan pujian, pengagungan dan pengakuan bahwa Dia adalah satu-satunya Juruselamat kita. Kita semua membutuhkan keselamatan dari Allah. Kita juga perlu belajar dari Kristus untuk menjadi History Maker dalam kehidupan kita masing-masing, baik di keluarga, sekolah, pekerjaan, Gereja, komunitas, kota maupun bangsa kita.

III. KENDALA
Melalui peristiwa Minggu Palem ini kita juga perlu mewaspadai strategi dari iblis yang ingin menjauhkan kita dari kasih karunia Tuhan. Iblis senantiasa ingin kita jatuh dalam dosa. Contohnya: Lazarus setelah dibangkitkan dari kematian akan dibunuh (Yohanes 12:10) dan Kristus setelah mengadakan mujizat dan disambut sebagai Raja, beberapa hari kemudian ditangkap dan dibunuh di kayu salib.

Saat ini iblis terus bekerja untuk membuat anak-anak Tuhan jatuh dalam dosa. Berapa banyak anak-anak Tuhan yang saat ini terikat dengan narkoba, seks bebas. Ini semua adalah strategi iblis untuk membuat anak-anak Tuhan jauh dari kasih karunia Tuhan.

IV. HAMBA YANG MELAYANI
Keledai yang ditunggangi Tuhan Yesus saat masuk ke kota Yerusalem merupakan seekor keledai muda yang belum pernah ditunggangi orang (Lukas 19:30). Ini memberikan pelajaran bagi kita untuk memberikan yang terbaik dari kehidupan kita kepada Tuhan sehingga damai sejahtera Kristus memenuhi kehidupan kita.